Entri Populer

Sabtu, 12 Februari 2011

proposal penelitian bahasa indonesia


PENERAPAN METODE ACTIVE DEBATE (PERDEBATAN AKTIF) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA  SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI, SMA PGRI 1 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)
Proposal
diajukan untuk persyaratan penelitian dan penulisan skripsi sebagai akhir studi S1 program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh
Hendrik Praja Mustika
0703790



JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
PENERAPAN METODE ACTIVE DEBATE (PERDEBATAN AKTIF) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA  SISWA

Oleh
Hendrik Praja Mustika
0703790

Disetujui untuk diajukan SK Skripsi
Penguji I,

Dra. Lilis St. Sulistianingsih, M.Pd.
NIP 196012161986032001

Penguji II,

Drs. Wawan Hermawan, M.Pd.
NIP 196003071987031003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Sumiyadi, M.Hum.
NIP 196603201991031004
  1. Judul
Penerapan metode active debate (perdebatan aktif) untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
  1. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh manusia untuk saling berkomunikasi dan melakukan aktifitas sehari-hari. Keterampilan berbahasa tidak lepas dari empat keterampilan yang harus dikuasai, yaitu.
1.      Menyimak
2.      Menulis
3.      Membaca
4.      Berbicara
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SMA PGRI 1 Bandung dengan mewawancara guru Bahasa Indonesia, terdapat adanya kesulitan siswa untuk keterampilan berbicara dalam  Mengungkapkan secara lisan informasi hasil membaca dan wawancara dalam pembelajaran.
Kesulitan yang dihadapi siswa adalah untuk memberikan komentar dalam pembelajaran berdiskusi dan selalu merasa bingung untuk mendapatkan inspirasi dalam menanggapi suatu pembahasan. Siswa kebanyakan diam dalam sesi tanya jawab yang diberikan oleh guru, sehingga tingkat berbicara siswa sangat rendah. 
 Selain permasalahan tersebut, siswa kurang dalam memperhatikan pembelajaran sehingga minat untuk berpendapat  tidak ada ide yang akan diungkapkan, kurangnya penguasaan kebahasaan siswa sangat berdampak dalam proses pembelajaran, dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran kurang menarik, sehingga menimbulkan tidak adanya minat dalam proses belajar.
Berdasarkan latar belakang diatas, seharusnya guru memberikan metode pembelajaran yang bersifat menarik bagi siswa. Dalam pembelajaran, terdapat beberapa metode atau teknik pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode active debate (perdebatan aktif). Peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan metode active debate (perdebatan aktif) untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa SMA PGRI 1 Bandung. Metode  tersebut tersebut diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang baru dan dapat memberikan solusi bagi siswa.
  1. Identifikasi Masalah
Peneliti memberikan identifikasi masalah di SMA PGRI 1 Bandung  dalam proses pembelajaran berbicara untuk mengungkapkan secara lisan informasi hasil membaca dan wawancara, yaitu:
1.      Siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran berbicara untuk memberikan komentar.
2.      Siswa mengalami kesulitan dalam mencari inspirasi dalam kegiatan pembelajaran berbicara.
3.      Tidak adanya minat siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara.
  1. Batasan Masalah
Metode  merupakan wadah untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah metode active debate (perdebatan aktif). metode active debate (perdebatan aktif) ini, digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam mengungkapkan hasil membaca, wawancara dan berdiskusi.
Untuk memberikan hasil yang maksimal dalam penelitian meningkatkan kemampuan bicara siswa dengan metode perdebatan aktif. Peneliti memberikan batasan dalam penelitian, yaitu hanya diujikan pada satu kelas dengan dibagi menjadi beberapa kelompok.
E.     Rumusan Masalah
Berikut ini adalah masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
1.      Apakah penerapan metode debat aktif dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa?
2.      Apakah penerapan metode perdebatan aktif  dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran berbicara?
3.      Bagaimana hasil pembelajaran menggunakan metode perdebatan aktif?
F.     TUJUAN
1.      Mengetahui penerapan metode perdebatan aktif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
2.      Mengetahui penerapan metode perdebatan aktif untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran berbicara.
3.      Mengetahui hasil pembelajaran dengan menggunakan metode perdebatan aktif.
G.    MANFAAT PENELITIAN
Penggunaan metode perdebatan aktif dalam Penelitian Tindakan Kelas ini untuk memberikan kontribusi dalam memperbaiki mutu pembelajaran. Manfaat-manfaat dengan menggunakan metode perdebatan aktif  adalah sebagai berikut.
1.      metode perdebatan aktif dapat dijadikan bahan referensi bagi guru, untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
2.      Adanya motivasi bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara.
3.      Kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara untuk mengungkapkan hasil membaca, wawancara dan berdiskusi.
4.      Peneliti dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara.

H.    Anggapan Dasar
1.      Siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan metode perdebatan aktif.
2.      Adanya motivasi bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode perdebatan aktif.
3.      Adanya hasil yang maksimal dengan  menggunakan metode perdebatan aktif.
I.       Definisi Operasional
1.      Berbicara merupakan suatu aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat penting, karena dengan berbicara kita dapat berkomunikasi antara sesama manusia, menyatakan pendapat, menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi emosional dan lain sebagainya. Untuk penyampaian hal-hal yang sederhana mungkin bukanlah suatu masalah, akan tetapi untuk menyampaikan suatu ide/gagasan, pendapat, penjelasan terhadap suatu permasalahan, atau menjabarkan suatu tema sentral, biasanya memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi seorang pembicara yang belum terbiasa, bahkan tidak semua orang mampu melakukannya dengan baik. Dibutuhkan suatu keterampilan atau kecakapan dengan proses latihan yang secukupnya untuk dapat tampil dengan baik menjadi seorang pembicara yang handal.
Keterampilan berbicara pada dasarnya harus dimiliki oleh semua orang yang didalam kegiatannya membutuhkan komunikasi, baik yang sifatnya satu arah  maupun yang timbal balik ataupun keduanya. Seseorang yang memiliki ketermapilan berbicara yang baik, akan memiliki kemudahan didalam pergaulan, baik di rumah, di kantor, di sekolah, maupun di tempat lain. Dengan keterampilannya segala pesan yang disampaikannya akan mudah disimak, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dengan siapa saja.
Penggunaan metode perdebatan aktif merupakan salah satu cara yang kreatif bagi guru untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Proses kegiatan menggunakan metode perdebatan aktif adalah membagi kelas menjadi dua kelompok dibedakan dengan kelompok pro dan kontra. Selanjutnya memberikan bahan untuk dijadikan perdebatan dan setelah membahas bahan perdebatan maka mulailah setiap kelompok memberikan argumennya untuk memberikan pendapat.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
2.      Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
  1. Landasan Teori
Menurut Tarigan, (1987:15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Komunikasi dapat mempersatukan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok dengan jalan menyampaikan konsep-konsep umum, menciptakan suatu kesatuan lambang-lambang yang membedakannya dari kelompok-kelompopk lain, dan menetapkan suatu tindakan tersebut, serta tidak akan dapat bertahan lama jika tidak masyarakat-masyarakat bahasa.
Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu komunikasi perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan serangkaian unsur-unsur yang mengandung maksud dan tujuan. Komunikasi bukan merupakan suatu kejadian, peristiwa, sesuatu yang terjadi, komunikasi adalah sesuatu yang fungsional, mengandung maksud dan dirancang untuk menghasilkan beberapa efek atau akibat pada lingkungan para penyimak dan para pembaca. Brown (dalam Tarigan, 1981:10-11).
Berbicara adalah kegiatan mengekspresikan gagasan, perasaan, dan kehendak pembicara yang perlu diungkapkan kepada orang lain dalam bentuk ujaran (StY Slamet, 2007:12).
Berbicara adalah bentuk komunikasi verbal yang dilakukan oleh manusia dalam rangka pengungkapan gagasan dan ide yang telah disusunnya dalam pikiran Nurhatim (2009:1).
Berdasarkan teori-teori diatas penulis menyimpulkan bahwa berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan komunikasi dengan manusia lain dan mengungkapkan gagasan, ide, perasaan secara lisan. Dengan berkomunikasi seorang pembicara dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain.  Karena itu keterampilan  berbicara  harus dilatih agar bermanfaat. Pengungkapan ide yang benar dan tepat akan berpengaruh pada komunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu berbicara memiliki peran yang penting dalam kumunikasi.
K.    Hipotesis
1.      Siswa mampu meningkatkan kegiatan pembelajaran berbicara.
2.      Minat siswa sangat tinggi dalam pembelajaran berbicara.
3.      Siswa mendapatkan hasil yang maksimal dalam kegiatan pembelajaran berbicara.
L.     Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action research).  PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.










Alur Kegiatan Penelitian
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan guru dalam penelitian tindakan kelas.
Tahap-tahap tersebut membentuk satu siklus. Siklus-siklus itu dilakukan secara berulang-ulang, berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya, sampai suatu masalah dianggap teratasi. Seperti yang dikemukaan oleh Kemmis & Mc Taggart,dalam bagan berikut
 














dst.
Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran yang dilakukan dalam penelitian. Dengan adanya siklus kita dapat mengetahui penelitian yang dilakukan telah berhasil atau tidak. Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus pertama maka dilakukan lagi pada siklus kedua, bila siklus kedua belum memperlihatkan peningkatan maka dilakukan siklus berikutnya.

Langkah-langkah Pengumpulan Data
1)      Studi Pendahuluan untuk mengidentifikasi permasalahan
Dalam studi pendahuluan ini peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran kelas XI untuk mengidentifikasi tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran berbicara di kelas XI. Selain itu minat siswa dalam berbicara dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara. Hasil wawancara pada tahap ini menjadi dasar bagi peneliti untuk menyusun perencanaan tindakan pada siklus pertama.
2)      Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi terhadap siklus I
Pada tahap ini data yang terkumpul berupa hasil pengamatan aktifitas siswa dan guru untuk dianalisis. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan hasil analisisnya merupakan refleksi untuk menentukan rencana tindakan pada siklus II.
3)      Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi terhadap siklus II
Data yang diperoleh pada siklus ini meliputi hasil pengamatan aktifitas siswa dan guru.  Yang akan dibandingkan dengan hasil pengamatan pada  siklus I. apabila pelaksanaan pada siklus I dan II belum menunjukan peningkatan, maka dilakukan seklus berikutnya.
4)      Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan teknik video critic meliputi, angket, tes terhadap siswa dan observasi.















Daftar Pustaka
Tarigan, Henry Guntur. Prof . Dr. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Siberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.
Arikunto, Suharsimi. Prof. Dr. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
I Wayan Santyasa .(2007). Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Fromhttp://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS.pdf, 21 Desember 2010

syarif hidayatullah .(2009). Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli. From http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/

Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd,. (2009). Kreativitas dalam Pembelajaran Berbicara. From: http://argumen-apbi.blogspot.com/2009/02/kreativitas-dalam-pembelajaran.html
Nadhirin.(2008).Metode Pembelajaran Efektif . From: http://nadhirin.blogspot.com/2008/08/metode-pembelajaran-efektif.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar